Artikel

Sekolah Perempuan Chapter 1

  • Di Publikasikan Pada: 19 Oct 2023
  • Oleh: Admin

Sekolah Perempuan Chapter 1

“Bimbingan Pra Nikah, “beda buku Keluarga Sakinah dan Ibu dalam Pusaran Kompleksitas Persoalan Keluarga”

Kerjasama antara Lembaga Kajian Gender UMSurabaya, Fakultas Agama Islam UMSurabaya dan Ketua Majelis Tabligh dan Ketarjihan Pimpinan Daerah Aisyiyah Surabaya. Sepakat untuk melaksanakan kerjasama dalam penyelenggaraan kegiatan yang berkaitan dengan Pendidikan, Penguatan dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak di Surabaya dan sekitarnya sebagai realisasi dari program kerja kedua belah pihak dengan ketentuan ketentuan sebagai berikut:

a.       Memberikan sosialisasi program Pendidikan, Penguatan dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak

b.      Memberikan pelatihan Pendidikan, Penguatan dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak

Kerjasama ini terjadi Per tanggal 7 oktober 2023 ditandatangani oleh Dr. Dra. Masulah, MA (Kepala Lembaga Kajian Gender (LKG) Universitas Muhammadiyah Surabaya), Dr. Tho'at Stiawan, M.H.I. (Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surabaya), Etty Sunanti, S. Th. I., M. Psi (Ketua Majelis Tabligh dan Ketarjihan Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Surabaya). Pertanda kerjasama ini dilakukanlah bedah buku dan seminar yang di adakan di Ruang Theater Gedung G lt. 7 Universitas Muhammadiyah Surabaya.

Bedah buku yang mengupas tentang isi “ibu dalam Pusaran Kompleksitas Persoalan Keluarga” yang di sampaikan Oleh  Dr. Dra. Masulah, MA (Kepala Lembaga Kajian Gender (LKG) Universitas Muhammadiyah Surabaya). Mengutarakan “orang tua di dalam keluarga harus bergandengan untuk menentukan visi dan misi-nya, bukan hanya dalam mendidik anak namun juga dalam sehariannya misal dalam pekerjaan rumah tangga ibu menyapu, ayah yang mengepel, atau disaat memiliki anak balita ayah ikut serta dalam mengurus anak di tengah malam. Keseimbangan ini yang memberi dampak positif untuk menghadapai problematika keluarga”.

Bedah buku selanjutnya tentang “Keluarga Sakinah“. Yang disampaikan oleh 12 penulis ini : Rohmatul Ummah, Musfiroh, Hidayatul Mabruroh, Siti Hazani, Etty Sunanti, Robica, Waode Hamsia, Siti Aisyah, Ro’ifah, Puji Astuti, Mas’ulahm Etty Sunanti. Closing standment yang di uratakan oleh Etty Sunanti, S. Th. I., M. Psi mengutarakan “Kisah tentang Najmuddin Ayyub, menunggu jodoh dengan memiliki kriteria wanita sholeh yang bisa mengajakku ke surga dan keturananku bisa menalukkan Baitul Maq`dis, akhir cerita wanita sholeh yang di tunggunya datang dengan isyaroh saat Syach menanyai perempuan di balik tabir berniat menjodohkannya dengan Najmuddin Ayyub. Perempuan sholeh ini mengajukan syarat yang sama seperti yang diutarakan oleh Najmuddin Ayyub. Dari kisah ini kita di gambarkan bahwa keyakinan kita datangnya jodoh yang kita impikan akan tercapai bila tujuannya untuk beribadah kepada Allah SWT“.

Seminar Pranikah yang disampaikan dua sesi, sesi pertama disampaikan oleh Dr. Mohammad Ikhwaniddin, SHI., MHI. Tentang “Tuntunan Keluarga Sakinah dalam Himpunan Putusan Tarjih”mengutarakan “bila konsep nikah adalah ibadah, kita sekalian pasti membutuhkan pasangan yang memiliki () kekuatan agama, kalau kalian semua memiliki motivasi uhrowi pasti fakir (membutuhkan) pasangan yang memiliki keagamaan yang bagus”.

Sesi kedua yang di utarakan oleh Etty Sunanti, S. Th. I., M. Psi, tentang “Problematika Rumah Tangga dan Salusinya”. Mengutarakan “ Pendidikan anak yang kita ketahui ujung tombaknya adalah IBU, namun hal ini salah besar. Kenapa ? seharusnya yang menjadi pendidik untuk anak kita di lingkungan keluarga adalah peran dari sang ayah. Sehingga narasi yang sudah terbentuk dari dulu memberi beban berat kepada ibu harus mengerjakan berbagai hal dari mengurus keperluan anak dan suaminya. Sehingga kita menjadi ibu mejadi obsesi terhadap apa yang kita beri kepada anak dalam mendidik, memberi dampak buruk seperti anak tertekan harus jadi A, seperti B dll. Yang seharusnya Pendidikan dan mendidik anak merupakan cakupan tugas seorang ayah. Menjadikan anak disiplin, tegas, dan tanggung jawab, sehingga anak memiliki pedoman dalam hidupnya. Dan tugas ibu adalah menerima keluhan anak, sehingga ibu menjadi rumah yang nyaman untuk anak bercerita tentang kesehariannya sehingga ibu di hormati dan di junjung tinggi martabatnya oleh anak”.